Tuesday, April 19, 2011

Mana yang lebih dulu. Nabi Adam atau Manusia purba .....???

Assalamu''alaikum Wr.Wb

KH. Ir. Mansyur Syuryana Al-Jan'nah Lc MM yang saya hormati, Sebetulnya pertanyaan ini sudah lama sekali ada di dalam benak saya. Pertanyaan ini muncul pada saat saya duduk di bangku SMP dan mulai mengenal pelajaran tentang Manusia Purba dan Kehidupan Dinosaurus atau yang lebih kita kenal dengan zaman Prasejarah.

Seperti yang kita ketahui, Nabi Adam adalah manusia pertama kali yang Allah SWT ciptakan dan turunkan ke Bumi ini. Padahal kita tahu, bahwa ada kehidupan Prasejarah, di mana di sana hidup manusia-manusia purba yang menurut teori adalah nenek moyang manusia atau manusia yang ber-evolusi.

Analisa saya:

1. Apabila Nabi Adam yang duluan diturunkan ke bumi ini, berarti masa-masa Kenabian Islam berbarengan dengan zaman Dinosaurus dan Manusia Purba? Hanya saja terdapat perbedaan tempat saja. Dan berarti Manusia Purba bukanlah Nenek Moyang Manusia, karena memang sudah ada Nabi Adam. Dan jika hal ini benar, maka teori dan pelajaran yang ada pada kurikulum IPA adalah salah. Karena ternyata nenek moyang manusia bukanlah Manusia Purba, melainkan Nabi Adam, karena pada kenyataannya manusia tidak pernah berevolusi.

2. Tapi, apabila Manusia Purba yang duluan, berarti Nabi Adam bukanlah makhluk yang pertama kali diciptakan Allah. Dan makhluk apakah Manusia Purba itu?

Terima kasih atas jawabannya Pak Ustadz.

Salam hormat saya,

jawaban :

Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Tanpa harus mengkonfrontir teroi manusia purba dengan Al-Quran, sebenarnya ilmu pengetahuan terbaru sudah mematahkannya. Beberapa temuan terakhir justru menunjukkan bahwa teori tentang manusia purba semakin jelas kebohongannya. Bukti-bukti ilmiyah yang dahulu sering diajukan oleh kalangan evolusionis, satu per satu kini terbantahkan. Semakin hari semakin terkuak fakta bahwa teori manusia purba adalah sebuah kebohongan besar.

Selama ini kita memang dicekoki teori manusia purba dalam kurikulum pendidikan. Para evolusionis telah merekayasa skema khayalan dengan sangat fantastis. Bahkan seringkali dilengkapi dengan ilustrasi yang nampak sangat realistis. Konyolnya, semua itu masuk ke dalam kurikulum pendidikan di seluruh dunia, termasuk di dunia Islam.

Mereka memasukkan Australopithecus, ras kera yang telah punah sebagai ras ''nenek moyang manusia''. Padahal ada jurang besar dan tak berhubungan antara kera dan manusia.

Adapun ras manusia primitif menurut mereka, sebenarnya hanya variasi dari ras manusia modern, namun dibesar-besarkan sebagai spicies yang berbeda. Faktanya, tidak ada urutan kronologis seperti itu. Banyak yang hidup pada priode yang sama yang berarti tidak ada evolusi, bahkan ada yang lebih tua dari jenis yang diklaim sebagai nenek moyangnya.

Tatkala para evolusionis tak juga menemukan satu fosilpun yang bisa mendukung teori mereka, terpaksa mereka melakukan kebohongan. Contoh yang paling terkenal adalah manusia Piltdown yang dibuat dengan memasangkan tulang rahang orang utan pada tengkorak manusia. Fosil ini telah membohongi dunia ilmu pengetahuan selama 40 tahun.

Kisahnya pada tahun 1912 seorang ahli palaentologi amatir bernama Charles Dawson mengklaim bahwa dia telah menemukan sebuah tulang rahang dan fragmen tengkorak di sebuah lubang dekat Piltdown, Inggris. Tulang itu mirip tulang rahang hewan namun gigi dan tengkoraknya seperti milik manusia. Spesimen ini dinamakan Manusia Piltdown dan diduga berumur 500.000 tahun.

Rekonstruksi terhadap manusia Piltdown dilakukan dan setelah dipajang di berbagai mueium sebagai bukti nyata evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun sejumlah penafsiran dan gambar dibuat. Banyak artikel ilmiyah tentang manusia piltdown ini, termasuk 500 tesis doktor tentangnya.

Namun pada tahun 1953, hasil pengujian secara menyeluruh terhadap fosil tersebut menunjukkan kepalsuannya. Tengkorak tersebut berasal dari manusia yang hidup beberapa ribu tahun yang lalu, sedangkan tulang rahangnya berasal dari bangkai kera yang baru terkubur beberapa tahun. Gigi-giginya ditambahkan kemudian agar terlihat mirip manusia lalu persendiannya disumpal. Setelah itu seluruh fosil diwarnai dengan potasium dokromat agar tampak kuno.

Kalau kita menyodorkan ayat Allah SWT di dalam Al-Quran Al-Karim dan hadits Rasulullah SAW tentang manusia pertama, besar kemungkinan para hamba sahaya teori evolusi akan menentangnya. Mereka akan mencari alibi dan dalih untuk membuat penafsiran ''lain'' alias menentang kebenaran yang ada di dalamnya.

Berapa banyak dari umat Islam yang masih saja percaya bahwa ada manusia sebelum nabi Adam. Fanatisme buta kepada teori evolusi telah membuat mereka menentang apa yang telah Allah SWT sampaikan dalam kitab suci.

Jadi jawaban yang benar adalah bahwa manusia purba tidak pernah ada, sebab teori evolusi juga tidak pernah terbukti. Ada sejuta kejanggalan yang memaksa teori evolusi termasuk teori manusia purba harus dihapus dari kurikulum pendidikan sekolah.

Adam alaihissalam adalah makhluk cerdas pertama di muka bumi. Dengan kedatangan beliau, maka untuk pertama kalinya bumi didatangi oleh makhluk cerdas dari luar angkasa (alien). Kecerdasan manusia sungguh merupakan loncatan besar dalam sejarah bumi, yang sebelumnya hanya dihuni oleh makhluk-makhluk kelas bawah berupa hewan dan tumbuhan. Tidak pernah ada makhluk asli bumi yang mengalami proses evolusi, kecuali hanya ada di film-film Holywood saja.

Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Monday, April 18, 2011

SAYANG, PUTUS YUUK...

Buat komporin aja nih yang belum juga putus sama “pacar”nya, santai aja lagi kalo “pacaran” cuma buat seneng-seneng waduh yang cewek jangan mau coz, kalian yang dijadikan “objek” untuk kesenangan para kaum adam, dan para cowok kaya ga ada “maenan” lain apa?, ngapain bales dendam karena pernah disakitin (ga baik loo!). Lagi pula siapa suruh “pacaran” weeeeeeeeeeee.....

Kalian mau kenal pasangan lebih “dalam”? Buat apa? Kecocokan? Bullsh*t semua tuh (mode sensor on).dalam islam tuh ga ada namanya pacaran sebelum nikah bahkan ta'aruf pun ga ada. Jadi putusin aja si doi deeh, dunia ga bakalan kiamat kok (suer deh!)

“Mencari jodoh yang baik adalah senantiasa memeperbaiki
diri hari demi hari. Lalu kita menjemputnya dari tangan
Allah diiringi senyuman sang bidadari”
(Salim A. Fillah, gue never die)

Cihui, bagus kan? Jadi udah jelas banget kalo mau dapet jodoh yang baik yaa tinggal betulin diri kok “Pasangan kita adalah cerminan diri kita” (siiip dah). Pacaran adalah sesuatu yang indah tetapi yang begini nih yang ngerusak, pacaran sebelum nikah (uuuggghhhhh). Lihat kebiasaan orang pacaran telpon-telponan sampai larut malam (mentang-mentang nelpon “nyuntik”), bahkan kalo ngobrol bedua'an aja (ga ada orang di sekitar) omongannya jadi pada jorok deh (ngaku aja).

“sayang coba deh kamu kesini sekarang, nanti aku bukain deh dari jendela” (Gubrak)

Ngapain malem-malem beduaan di kamar? Ga mungkin maen PS kan?Inget kan kata ana sebelumnya “Kucing kalo dikasih ikan ya ga nolak donk”. Yang cewek pake baju tanktop celana BUPATI (tau kan?) yahhh laki-laki normal sih seneng ngeliatnya (yang normal loo).

“Sekali rezeki dua kali azab” Inget tuh kata Rasulullah SAW, tapi bukan berarti lihat sekali ga lepas-lepas tuh mata ngeliat (saruwa bae bos). Berpaling kek, nunduk kek, tokek kek (lho!) yang penting ga lihat lagi deh, anggap aja yang sekilas rezeki kita (Gubrak).

Yang ceweknya juga jangan dipamerin tuh berlian, namanya berlian yaa indah dan yang pasti mahal, udah tau mahal masih dilihatin kesembarang orang lagi (sadar dong say................ur!).

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S.An-Nur:31)

Tuh jelas banget tata cara berpakaian untuk kalian para wanita dan lihat kata terakhirnya “supaya kamu beruntung”, Pencipta kita loooh yang ngomong jadi kalo para wanita ga nurutin kaya diatas berarti sial, contoh : digodain sama cowok (Inget! Kucing........), mata orang jelalatan ngeliatin (Risih ga sih?) dan penderitaannya lagi diperkaos (ngertikan?) abis itu dibunuh (ihhh serem)belum selesai tuh penderitaannya di kubur pasti disiksa (seyem banget) dan lengkap deh masuk neraka (hiks).

Inget kawan neraka tuh suuuangat panas walaupun di musin salju sekalipun. Anggap ga dibunuh siap nanggung aib seumur hidup, 7 turunan 8 tanjakan 2 belokan (lho)?.Yang cowoknya juga jangan seneng dulu merasa kebela (wajar kita kan sejenis :D), jaga pandangan kalian dan yang penting sadarkan orang rumah kalian soal ini, pasti punya ibu kan atau saudara perempuan.

Sadarkan dulu orang rumah kita agar taat, apalagi kalian punya “kekuasaan” sebagai laki-laki dan kakak dirumah ( guee banget tuuuh), “paksa” adik kalian buat pake hijab, berbicaralah yang ma'ruf dengan ibu kalian dan lakukan terus-menerus walaupun mereka bosan dan gerah, lakukan terus.

Jadi kembali lagi kepada sang pacar (:D) Sayang, kita putus! Kalian pasti siap dan bisa cayoooooo....

KALIAN PASTI SIAP DAN BISA !

Buat para cewek rugi pacaran emang siapa dia berani pegang tangan kamu, cium kamu dan “cemek-cemek” kamu, kamu tuh mahal,jangan gara-gara diajak nonton sama makan aja udah luluh (huuuuuu). Yang cowok juga ngabisin duit aja sih bahkan sampe berlutut “mengemis”cinta kemana harga diri looooo(malu kang).

Jomblo bukan aib, jomblo juga bukan penyakit dan jangan takut dibilang homo gara-gara ga pacaran (hiks). Jomblo tuh trend, jomblo tuh bebas dan jomblo tuh normal lagipula “jomblo bukan berarti ga laku”.Pulsa kita jadi hemat, waktu tidur kita lebih banyak (kantong mata tuh dah gede).

Khusus buat para cowok, memang kalau sudah ketagihan pacaran apalagi udah level 10 wah susah banget, minta ampun susahnya tapi buktinya ana bisa, berarti kalian juga pasti bisa. Ciuman enak? Enak, Memeluk enak?Enak, Meraba-raba(gelap bang?) bahkan sampai oral atau ML, semua itu bisa kita “hilangkan” sementara sampai kita siap untuk kewajibannya (jangan mau enaknya doank).

“Tiga kunci kebahagiaan seorang laki-laki: Isteri shalihah yang dipandang membuat semakin sayang, jika kamu pergi membuatmu merasa aman kerena bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu. Kendaraan yang baik yang bisa mengantar kemanapun pergi. Dan, rumah yang lapang, damai, penuh kasih sayang...”(HR Abu Dawud)

Dan masalah mendapatkan ketiganya sepertinya sudah jelas deh, untuk mendapatkan yang pertama inget kata mas Salim yang diatas dan masalah yang kedua juga udah di jawab kok

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS At-Taubah:105)

Tuntas deh kejawab semuanya, Tinggal Kalian yang belum putusin si doi saatnya PUTUS! Jangan takut Allah beserta kalian! Jadilah orang-orang yang beruntung dengan mengikuti MUTLAK kata-kata Allah SWT dan Rasulnya. SAYANG HARI INI KITA PUTUS, KU HARAP KAU MENGERTI !
(JANGAN PROTES DGN SAYA, INI CM HASIL COPAS)

Wednesday, April 13, 2011

13 Akhlak Utama Salafush Sholih

Ahlus Sunnah wal Jama’ah atau Salafush Sholih (generasi terbaik dari umat Islam) bukan hanya mengajarkan prinsip dalam beraqidah saja, namun Ahlus Sunnah wal Jama’ah juga bagaimanakah berakhlaq yang mulia.
Itulah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan baiknya akhlaq.” (HR. Ahmad 2/381, shahih)

Dalam suatu hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjatkan do’a,
اللّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ
Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya Allah, tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya akhlaq tersebut kecuali Engkau)” (HR. Muslim no. 771).

Maka sungguh sangat aneh jika ada yang mengklaim dirinya sebagai Ahlus Sunnah, namun jauh dari akhlaq yang mulia. Jika ia menyatakan dirinya mengikuti para salaf (generasi terbaik umat ini), tentu saja ia tidak boleh mengambil sebagian ajaran mereka saja. Akhlaqnya pun harus bersesuaian dengan para salaf. Namun saying seribu sayang, prinsip yang satu inilah yang jarang diperhatikan. Kadang yang menyatakan dirinya Ahlus Sunnah malah dikenal bengis, dikenal kasar, dikenal selalu bersikap keras. Sungguh klaim hanyalah sekedar klaim. Apa manfaatnya klaim jika tanpa bukti?
Di antara bukti pentingnya akhlaq di sisi para salaf –Ahlus Sunnah wal Jama’ah-, mereka menjadikan masalah akhlaq sebagai ushul (pokok) aqidah dan mereka memasukkannya dalam permasalahan aqidah. Di antara ajaran akhlaq tersebut adalah:

[Pertama: Selalu mengajak pada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar]
Ahlus Sunnah mengajak pada yang ma’ruf (kebaikan) dan melarang dari kemungkaran. Mereka meyakini bahwa baiknya umat Islam adalah dengan tetap adanya ajaran amar ma’ruf yang barokah ini. Perlu diketahui bahwa amar ma’ruf merupakan bagian dari syariat Islam yang paling mulia. Amar ma’ruf inilah yang merupakan sebab terjaganya jama’ah kaum muslimin. Amar ma’ruf adalah suatu yang wajib sesuai kemampuan dan dilihat dari maslahat dalam beramar ma’ruf. Mengenai keutamaan amar ma’ruf nahi mungkar, Allah Ta’ala berfirman,
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan. Jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim no. 49)

[Kedua: Mendahulukan sikap lemah lembut dalam berdakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah berprinsip bahwa hendaknya lebih mendahulukan sikap lemah lembut ketika amar ma’ruf nahi mungkar, hendaklah pula berdakwah dengan sikap hikmah dan memberi nasehat dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah  dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl: 125)

[Ketiga: Sabar ketika berdakwah]
Ahlus Sunnah meyakini wajibnya bersabar dari kelakukan jahat manusia ketika beramar ma’ruf nahi mungkar. Hal ini karena mengamalkan firman Allah Ta’ala,
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)

[Keempat: Tidak ingin kaum muslimin berselisih]
Ahlus Sunnah ketika menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, mereka punya satu prinsip yang selalu dipegang yaitu menjaga keutuhan jama’ah kaum muslimin, menarik hati setiap orang, menyatukan kalimat (di atas kebenaran), juga menghilangkan perpecahan dan perselisihan.

[Kelima: Memberi nasehat kepada setiap muslim karena agama adalah nasehat]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah pun punya prinsip untuk memberi nasehat kepada setiap muslim serta saling tolong menolong terhadap sesama dalam kebaikan dan takwa. Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« الدِّينُ النَّصِيحَةُ » قُلْنَا لِمَنْ قَالَ « لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ ».
Agama adalah nasehat. Kami berkata, “Kepada siapa?” Beliau menjawab, “Kepada Allah, kepada kitab-Nya, kepada Rasul-Nya dan kepada pemimpin kaum muslimin serta kaum muslimin secara umum.” (HR. Muslim no. 55)

[Keenam: Bersama pemerintah kaum muslimin dalam beragama]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah juga menjaga tegaknya syari’at Islam dengan menegakkan shalat Jum’at, shalat Jama’ah, menunaikan haji, berjihad dan berhari raya bersama pemimpin kaum muslimin baik yang taat pada Allah dan yang fasik. Prinsip ini jauh berbeda dengan prinsip ahlu bid’ah.

[Ketujuh: Bersegera melaksanakan shalat wajib dan khusyu di dalamnya]
Ahlus Sunnah punya prinsip untuk bersegera menunaikan shalat wajib, mereka semangat menegakkan shalat wajib tersebut di awal waktu bersama jama’ah. Shalat di awal waktu itu lebih utama daripada shalat di akhir waktu kecuali untuk shalat Isya. Ahlus Sunnah pun memerintahkan untuk khusyu’ dan thuma’ninah (bersikap tenang) dalam shalat. Mereka mengamalkan firman Allah Ta’ala,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2)
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya.” (QS. Al Mu’minun: 1-2)

[Kedelepan: Semangat melaksanakan qiyamul lail]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah saling menyemangati (menasehati) untuk menegakkan qiyamul lail (shalat malam) karena amalan ini adalah di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Shalat ini pun yang diperintahkan oleh Allah kepada Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau pun bersemangat untuk taat kepada Allah Ta’ala. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menunaikan shalat malam. Sampai kakinya pun terlihat memerah (pecah-pecah). ‘Aisyah mengatakan, “Kenapa engkau melakukan seperti ini wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan akan datang?”. Beliau lantas mengatakan,
أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
“(Pantaskah aku meninggalkan tahajjudku?) Jika aku meninggalkannya, maka aku bukanlah hamba yang bersyukur.” (HR. Bukhari no. 4837)

[Kesembilan: Tegar menghadapi ujian]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah tetap teguh ketika mereka mendapatkan ujian, yaitu bersabar dalam menghadapi musibah. Mereka pun bersyukur ketika mendapatkan kelapangan. Mereka ridho dengan takdir yang terasa pahit. Mereka senantiasa mengingat firman Allah Ta’ala,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Sesungguhnya ujian yang berat akan mendapatkan pahala (balasan) yang besar pula. Sesungguhnya Allah jika ia mencintai suatu kaum, pasti Allah akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho, maka Allah pun ridho padanya. Barangsiapa yang murka, maka Allah pun murka padanya.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih)

[Kesepuluh: Tidak mengharap-harap datangnya musibah]
Ahlus Sunnah tidaklah mengharap-harap datangnya musibah. Mereka pun tidak meminta pada Allah agar didatangkan musibah. Karena mereka tidak tahu, apakah nantinya mereka termasuk orang-orang yang bersabar ataukah tidak. Akan tetapi, jika musibah tersebut datang, mereka akan bersabar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ ، وَسَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ ، فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا
Janganlah kalianmengharapkan bertemu dengan musuh tapi mintalah kepada Allah keselamatan. Dan bila kalian telah berjumpa dengan musuh bersabarlah.” (HR. Bukhari no. 2966 dan Muslim no. 1742)

[Kesebelas: Tidak berputus asa dari pertolongan Allah ketika menghadapi cobaan]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak berputus asa dari rahmat Allah ketika mereka mendapati cobaan. Karena Allah Ta’ala melarang seseorang untuk berputus asa. Akan tetapi pada saat tertimpa musibah, mereka terus berusaha untuk mencari jalan keluar dan pertolongan Allah yang pasti datang. Mereka tahu bahwa di balik kesulitan ada kemudahan yang begitu dekat. Mereka pun senantiasa introspeksi diri, merenungkan mengapa musibah tersebut bisa terjadi. Mereka senantiasa yakin bahwa berbagai musibah itu datang hanyalah karena sebab kelakuan jelek dari tangan-tangan mereka (yaitu karena maksiat yang mereka perbuat). Mereka tahu bahwa pertolongan bisa jadi tertunda (diakhirkan) karena sebab maksiat yang dilakukan atau mungkin karena ada kekurangan dalam mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy Syura: 30).
Ahlus Sunnah tidak bersandar pada sebab-sebab yang baru muncul, kejadian duniawi atau bersandar pada peristiwa-peristiwa alam ketika mendapat ujian dan menanti datangnya pertolongan. Mereka tidak begitu tersibukkan dengan memikirkan sebab-sebab tadi. Mereka sudah memandang sebelumnya bahwa takwa kepada Allah Ta’ala, memohon ampun (istighfar) dari segala macam dosa dan bersandar pada Allah serta bersyukur ketika lapang adalah sebab terpenting untuk keluar segera mendapatkan kelapangan dari kesempitan yang ada.

[Keduabelas: Tidak kufur nikmat]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah begitu khawatir dengan akibat dari kufur dan pengingkaran terhadap nikmat. Oleh karena itu, Ahlus Sunnah adalah orang yang begitu semangat untuk bersyukur pada Allah. Mereka senatiasa bersyukur atas segala nikmat, yang kecil atau pun yang besar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Muslim no. 2963)

[Ketigabelas: Selalu menghiasi diri dengan akhlaq yang mulia]
Ahlus Sunnah selalu menghiasi diri dengan akhlaq yang mulia dan baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang baik akhlaqnya.” (HR. Tirmidzi no. 1162, Abu Daud no. 4682 dan Ad Darimi no. 2792, hasan shahih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَىَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّى مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا
Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang bagus akhlaqnya.” (HR. Tirmidzi no. 2018, shahih)
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
Sesungguhnya seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan ahlak baiknya.” (HR. Abu Daud no. 4798, shahih)
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan daripada akhlak yang baik, dan sesungguhnya orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2003, shahih)

Semoga yang singkat ini bermanfaat.

Tuesday, April 12, 2011

TOLONG SAMPAIKAN KEPADA SI DIA (sang kekasih)

Tolong sampaikan pada si dia, aku ada pesan untuknya..
Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintaNYA..
Tolong beritahu si dia, cinta manusia hanya akan membuatnya alpa..

Tolong nasihati si dia, jgn menyintaiku lbh dr dia menyintai Allah Hu Ya Waduud ( Maha Menyinta-Mengasihi)
Tolong nasihati si dia, jgn mengingatiku lbh dr dia mengingati Allah Hu Ya Latiff (Maha Lembut)
Tolong nasihati si dia, jgn mendoakanku lbh dr dia mendoakan ibu bapanya..

Tolong katakan pada si dia, dahulukan Allah krn di situ ada syurgaNYA..
Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapanya krn di telapak kakinya ada syurgaNYA..

Tolong ingatkan si dia, aku terpikat karena imannya bukan rupa..
Tolong ingatkan si dia, aku lebih cintakan zuhudnya bukan harta..
Tolong ingatkan si dia, aku mengasihinya karena akhaqnya..

Tolong tegur si dia, bila dia mulai mengagungkan cinta manusia..
Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya..
Tolong tegur si dia, andai nafsu membuai fikirannya..

Tolong sedarkan si dia, aku milik Allah Hu Ya Khaliq ( Maha Mencipta)
Tolong sedarkan si dia, aku masih milik keluarga..
Tolong sedarkan si dia, tanggung jawabnya besar kepada keluarganya..

Tolong sabarkan si dia, tak usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana..
Tolong sabarkan si dia, andai diri ini enggan didekati karena menjaga batasan cinta..
Tolong sabarkan si dia, bila jarak memisahkan hingga mejadi penyebab tumbuhnya kerinduannya..

Tolong pesankan padanya, aku tidak mau menjadi fitnah besar kepadanya..
Tolong pesankan padanya, aku tak mau menjadi penyebab kegagalannya..
Tolong pesankan padanya, hanya doa yang bisa kupanjatkan biarkan Allah Hu Ya Muhaimin (Maha Memelihara) menjaga dirinya..

Tolong khabarkan pada si dia, aku tidak mau mengecewakan dia..
Tolong khabarkan pada si dia, aku mau dia berhasil dalam impian dan cita-citanya.. Tolong khabarkan pada si dia, jadilah pendorong semangatku dalam berikhtiar dan berusaha..

Tolong sampaikan pada si dia, aku mendambakan cinta suci yang terjaga..
Tolong sampaikan pada si dia, cinta karena Allah tidak ternilai harganya..
Tolong sampaikan pada si dia, hubungan ini terjaga selagi dia menjaga hubungan dengan Allah Hu Ya Karim (Maha Mulia)..
Tolong sampaikan kepada si dia karena aku tidak mampu memberitahunya sendiri...

Hanya engkau Ya Allah mengetahui siapa si dia..
Semoga pesananku sampai padanya walau aku sendiri tidak mengetahui siapa dan dimana si dia..
Semoga dia ibarat seekor lebah yang sentiasa memuji keagunganMu Ya Allah Hu Ya Kabir (Maha Besar)

# SUMBER / DI SADUR DARI = KAMI CINTA ALLAH SWT.....

Monday, April 11, 2011

Menikah Lebih Baik daripada Melajang


Ketahuilah! Bahwa Allah dan Rasul-Nya telah mengutamakan nikah dan memberikan dorongan yang kuat untuk menuju ke sana. Allah Ta'ala berfirman,

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. Al-Ruum: 21)

Di antara bentuk kesempurnaan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kesempurnaan hikmah-Nya adalah Allah tidak menciptakan makhluk hanya sejenis. Setiap sesuatu telah Dia ciptakan dalam kondisi berpasang-pasangan, supaya kehidupan ini bisa terus berlanjut. Di antaranya manusia, Allah telah menciptakan mereka dalam jenis laki-laki dan perempuan agar tercipta cinta dan kasih sayang serta agar lahir keturunan sehingga terjaga keberlangsungan hidup.

Sedangkan orang yang menyeru dilegalkannya kawin sesama sejis berarti melawan qadrat yang sudah Allah tetapkan dan melanggar fitrah lurus yang dimiliki manusia normal.

Ini semua menunjukkan urgensi pernikahan dan metovasi untuk menikah. Kalau bukan karena ini, tentu makhluk hidup cukup sejenis saja. Akan tetapi, Allah dengan hikmah-Nya yang luar biasa mengatur apa saja dengan rapi dan indah tidak melakukan demikian. Dia ciptakan berpasangan dan Dia perintahkan juga menikah sebagai jalan termormat untuk mendapatkan keturunan.

Allah Ta'ala berfirman,

فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا
"Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. Al-Nisa': 3)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Nuur: 32)

Anjuran Menikah dalam Hadits
Dalam khazanah hadits Nabi Sٍhallallahu 'ِِAlaihi Wasallam, terdapat banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan menikah. Berikut ini beberapa yang dapat kami sebutkan:

Pertama, Hadits Ibnu Mas'ud, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu dapat menjadi tameng baginya (melemahkan syahwat)." (Muttafaq 'alaih)

Hadits shahih ini menjadi sandaran dalam masalah ini. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajak bicara para pemuda umat ini, kapan sajadan dan mereka, yang sudah memiliki kemampuan menikah, agar segera menikah. Kemudian beliau menjelaskan pengaruh dan manfaatnya, yaitu menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Keduanya merupakan sesuatu yang paling penting untuk dijaga oleh setiap orang. Sebab, mata dan kemaluan merupakan pintu masuk utama bagi setiap keburukan. Mata itulah yang melihat dan kemudian menimbulkan hasrat dan angan-angan. Sedangkan kemaluan yang membenarkan atau mendustakannya.

Dalam memahami kata al-ba'ah dalam hadits di atas ada beberapa pendapat. Ada yang memahaminya sebagai sebagai kemampuan untuk menikah, ada yang memahami lain sebagai kemampuan untuk berjima'; dan ada yang memahami sebagai kemampuan untuk memberi nafkah. Dan sebenarnya, kata ba'ah bisa mencakup ketiga-tiganya.

Al-Ba'ah bisabermakna kemampuan menikah, kemampuan berjima', dan kemampuan memberi nafkah.
Hadits di atas menunjukkan dengan jelas akan kewajiban menikah bagi yang sudah mampu. Sebab, lafadz, hadits menggunakan bentuk perintah, yaitu fal-yatazawwaj (maka hendaklah menikah).

Hadits juga menunjukkan larangan melajang, seperti yang bisa kita pahami berdasarkan lahiriyah kalimat dalam hadits. Hadits di atas juga menunjukkan haramnya kebiri, karena hadits memberikan alternatif bagi yang belum mampu menikah agar berpuasa.

Kedua, hadits shahih dari Sa'ad bin Abi Waqqash radliyallah 'anhu, bahwa dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memperkenankan Utsman bin Mazghun untuk melajang. Kalau saja beliau membolehkan hal itu, tentu kami akan melakukan pengebirian." (HR. Bukhari)

Al-Bukhari memasukkan hadits ini dalam shahihnya di bawah bab "Melajang dan mengebiri yang tidak disukai."

Ketiga, diriwayatkan dari samurah bin Jundub, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang melajang.

Pernah ada tiga orang yang datang menghadap Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu salah seorang dari mereka berkata, "Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah." Nabi Kemudian bersabda; "Demi Allah aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya, akan tetapi aku ini berpuasa dan juga berbuka, mengerjakan shalat malam dan juga tidur, serta menikahi beberapa wanita. Maka, barangsiapa benci terhadap sunnahku, dia bukan bagian dari umatku." (HR. Bukhari)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa kebencian untuk menikah tanpa ada alasan syar'i, bahkan dalam rangka ta'abbud kepada Allah, merupakan bentuk kebencian kepada sunnah yang mulia serta sebagai bentuk kejahilannya terhadap petunjuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Lalu, bagaimana dengan orang yang tidak menikah karena alasan yang tidak jelas kemudian memenuhi birahinya dengan berzina atau melakukan onani dan mansturbasi? Mereka telah melakukan perbuatan yang keji dan hina yang bisa merusak kehormatan wanita, menciderai nasab, dan merusak kelangsungan hidup manusia.

Keempat, dalam riwayat Ibnu Umar, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ
"Nikahilah wanita-wanita yang penyayang lagi subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya jumlah kalian pada hari kiamat nanti di hadapan umat-umat yang lain." (HR. Abu Dawud dan Nasai)

Hadits ini juga menganjurkan kepada kaum muslimin untuk menikah dan memperbanyak anak. Mafhum mukhalafahnya, sangat dilarang untuk membujang tanpa dan membatasi anak tanpa sebab yang syar'i.

Perhatian Ulama Salaf Terhadap Nikah
Kaum salaf sangat antusias untuk menikah, karena mereka mengetahui adanya kebaikan yang banyak dan pahala yang besar di dalamnya.

Ibnu Mas'ud Radliyallah 'Anhu berkata, "Kalau saja aku belum terlalu tua seperti ini, tentu aku ingin agar di sisiku ada seorang istri." (Diriwayatkan Ibnu Syaibah (III/453-454 dengan sanad yang shahih)

Ibnu 'Abbas Radliyallah 'Anhu pernah bertanya kepada Sa'id bi Zubair, "Apakah engkau telah menikah?' Dia menjawab, "Belum." Ibnu 'Abbas lalu berkata kepadanya,

فَتَزَوَّجْ فَإِنَّ خَيْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ أَكْثَرُهَا نِسَاءً
"Menikahlah, karena sebaik-baik umat ini adalah paling banyak istrinya." (HR. al Bukhari, no. 4681)

Tidaklah seseorang itu berbuat zina melainkan akan dicabut darinya cahaya Islam. Jika Allah menghendaki bisa mengembalikan cahaya itu atau tidak mengembalikannya."

Ibnu 'Abbas pernah berkata kepada anak-anaknya, "Sesungguhnya kalian nampak sudah dewasa dalam memandang seorang wanita. Karena itu, siapa di antara kalian yang saya nikahkan, akan segera saya nikahkan. Tidaklah seseorang itu berbuat zina melainkan akan dicabut darinya cahaya Islam. Jika Allah menghendaki bisa mengembalikan cahaya itu atau tidak mengembalikannya."

Thawus bin Kisan berkata, "Tidak akan sempurna ibadah seorang pemuda hingga dia menikah."

Ibrahim bin Maisarah berkata, "Thawus pernah berkata kepadaku, 'Engkau mau menikah, atau akan aku katakan kepadamu perkataan yang pernah diucapkan Umar kepada Abu al-Zawa'id, "Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali kelemahan atau dosa."

"Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali kelemahan atau dosa." Umar bin Khathab

Imam Ahmad bin Hambal berkata, "Tidak ada sesuatu yang lebih baik untuk dimiliki seorang wanita daripada seorang suami, dan tidak sesuatu yang lebih baik untuk dimiliki seorang laki-laki daripada seorang istri."

Beliau juga berkata, "Hidup melajang sama sekali bukan bagian dari Islam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri lima belas wanita dan wafat dalam keadaan meninggalkan sembilan orang istri." Selanjutnya beliau berkata lagi, "Seandainya Bisyr bin al-Harits menikah, tentu urusannya menjadi sempurna." (Al-Wara' karaya Al-Khalal hal. 93-94 ketika berbicara mengenai Imam Ahmad)

Riwayat-riwayat dalam masalah ini sangat banyak, namun yang telah disebutkan di atas kiranya sudah mencukupi untuk memotifasi menikah, bahwa menikah lebih baik daripada melajang.

Friday, April 8, 2011

Morning Bath Benefits


1. Blood Circulation
If you want to choose a morning shower bath with cold water, because cold water can raise the spirit and the warm water made us so relaxed.

2. Bathing with cold water will increase white blood cells.
When the white blood cells in the body increases, the body's endurance and ability to fight the virus would be increased. Positive benefits of the body will become more vibrant and not easily hurt because of the immune system is always well maintained.

3. Cold water bath will reduce the risk of high blood pressure.
also the risk of varicose veins and hardening of blood vessels. This is caused by a cold shower will launch the entire circulation of blood to the organs of the body.

4. Bathing with cold water to increase fertility
And have a positive effect for human reproductive health. The benefit is to increase the production of the male hormone testosterone and the hormone estrogen in women. As a result, fertility and sexual desire will increase.

5. Bathing in the morning improve the health of body tissues.
Skin is not dry and become more supple. Bathing with cold water also can reduce stains and dark circles at the bottom of the eye

6. Morning shower with cold water can make hair healthier.
It turned out that cold water can cover the hair cuticle, so as to reduce the loss. Hair would be better protected from dirt that is usually attached to the scalp. Thus, the hair will become healthier and stronger

7. Cold water bath to relieve depression efficacious
Ritual bath in the morning with cold water usually done by Japanese samurai warriors past. This ritual is commonly called misogi in Japanese. The habit is intended to cleanse the soul so that the mind becomes more calm and get through the days with excitement.

Source : Indyarocks

Sunday, April 3, 2011

Kumpulan hadits tentang penolakan agama yang benar dan nilai-nilai moral dalam Al Qur’an

Menjelang datangnya Hari Akhir akan ada hari-hari ketika pengetahuan (agama) akan dicabut (lenyap) dan kejahiliyahan secara umum akan meluas....
...(HR Bukhari).
=================================================
Akan ada suatu ujian kegelapan kecil yang akan menimpa setiap orang di suatu masyarakat, dan kemudian ketika orang menganggap ujian itu telah berakhir, ujian itu akan terjadi terus-menerus.
Selama itu seorang manusia bisa jadi adalah seorang mukmin di pagi hari dan menjadi seorang kafir di sore hari.
(HR Abu Daud).
====================================================
Akan datang suatu waktu pada umat ketika orang akan membaca Al Qur'an, tetapi tidak akan lebih jauh dari tenggorokan (tidak masuk ke dalam hati mereka)
(HR Bukhari).
====================================================
Sebelum Hari Akhir akan ada kekisruhan seperti potongan malam yang gelap, ketika seorang manusia akan menjadi seorang beriman di pagi hari dan seorang kafir di sore hari, atau seorang beriman di sore hari dan kafir di pagi hari
(HR Abu Daud).
====================================================
Suatu waktu akan datang, ketika seorang manusia tidak akan peduli bagaimana mereka mendapatkan sesuatu, halal atau haram.
(HR Bukhari).
====================================================
Akan muncul pada hari akhir seseorang yang akan memperoleh keuntungan dunia dengan menjual agama.
(HR Tirmidzi)
====================================================
Hari Akhir tidak akan datang hingga tersisa orang-orang yang tidak mengetahui kebajikan dan tidak pernah mencegah kejahatan
(HR Ahmad).
====================================================
Hari Akhir tidak akan datang sebelum Allah mengambil agama-Nya dari manusia di bumi, tidak meninggalkan seorang pun di atas bumi ini selain orang-orang kafir yang tidak mengenal perbuatan yang benar atau menolak perbuatan yang salah. (Diriwayatkan oleh Abdullah ibn 'Amr bin ‘Ash)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons